Jumat, 17 Februari 2012

Shalawat & Faedahnya

SHALAWAT

اللهم صل على سيد نا محمدن الاميي


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah Shalawat atas Muhammad, hamba dan nabi-Mu, nabi yang ummi."
Penjelasan : Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ' mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
Bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku pada malam Jumat se-banyak delapan puluh kali, Allah akan mepgampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun." Kemudian ditanyakan, "Ya Rasulullah, bagaimana cara memberi shalawat kepadamu itu?"
Rasulullah menjawab,
'Allâhumma shalli 'alâ Muhamadin 'abdika wa Nabiyyika al-Nabiyyi al-Ummî."
Diriwayatkan bahwa, barangsiapa yang membacanya setiap hari dan setiap malam sebanyak 500 kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Nabi Saw. dalam keadaan sadar
Makna Shalawat
Di dalam Bahasa Arab, lafaz  صَلَوَات  merupakan bentuk jamak dari  صَلاَة   yang mempunyai asal kata  صَلىَّ    -    يُصَلىِّ  yang berarti berdoa atau memohon. Dalam perkembangannya, penggunaan kata-kata tersebut semakin bermacam-macam sehingga artinya pun menjadi beraneka ragam, diantaranya ia menjadi nama salah satu bentuk ibadah umat Islam, yaitu shalat, karena shalat merupakan salah satu bentuk apresiasi-aplikatif penyembahan dan permohonan seorang hamba kepada Tuhannya.
Selain itu, ia juga dapat berarti pujian, rahmat dan ampunan untuk Nabi Muhammad saw., tergantung siapa yang melakukannya. Perbuatan seperti ini, masyarakat Indonesia menamakannya shalawat. Tidak diketahui kapan dan siapa yang pertama kali menyebutnya demikian, sebab al-Quran menamai perbuatan untuk Nabi saw. tersebut dengan shalat, bukan dengan shalawat. Tetapi yang jelas, ini dapat memudahkan kita dalam membedakan pelaksanaan ibadah shalat dan pengucapan shalat (baca: shalawat) atas Rasulullah saw.
Ibn Mandzur menjelaskan di dalam bukunya Lisan al-‘Arab, shalawat atas nabi itu dapat berasal dari tiga macam, yaitu Allah, malaikat dan manusia—sebagaimana dikemukakan ayat 56 surat al-Ahzab. Shalawat yang berasal dari Allah artinya Dia memberikan rahmat serta kasih sayang-Nya kepada Nabi Muhammad saw. Apabila para malaikat mengucapkan shalawat, artinya mereka memohonkan ampun untuk rasul kepada Allah. Sedangkan bila ia diucapkan oleh manusia, itu merupakan permohonan manusia kepada Allah agar mencurahkan karunia rahmat-Nya kepada Rasulullah beserta alam seisinya.
Tata Cara Bershalawat Atas Nabi Muhammad saww
Al-Quran surat al-Ahzab ayat 56 memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar senantiasa bershalawat atas Nabi Muhammad saw. Akan tetapi pengucapan shalawat itu harus sesuai dengan aturan-aturan yang telah diajarkan Allah dan nabi-Nya, sebab ia merupakan bentuk doa sekaligus penghormatan kepada Rasulullah saw.
1)  Larangan Membaca Shalawat al-Batra’
Rasulullah saw. bersabda di dalam salah satu hadisnya :
لاَ تَصِلُوْا عَلَيَّ الصَّلاَةَ اْلبَتْرَاءَ فَقَالُوْا وَمَا الصَّلاَةُ اْلبَتْرَاءُ قَالَ تَقُوْلُوْنَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَتَمْسُكُوْنَ بَلْ قُوْلُوْا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ  — الحديث
“Janganlah kalian bershalawat untukku dengan shalawat al-batra’(terputus/tanggung)”. Para sahabat bertanya, “Apakah shalawat al-batra’ itu?” Nabi saw. menjawab, “Yaitu kalian mengucapkan allahumma shalli ‘ala muhammad (ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad) lalu kalian diam, tetapi ucapkanlah allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad (ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad)”. (Al-Hadis).
Hadis ini mengajarkan agar manusia jangan menjadi orang yang pelit serta tanggung dalam bershalawat, yakni hanya cukup mengucapkan allahumma shalli ‘ala muhammad, akan tetapi harus lengkap membawa keluarga Nabi saw., yaitu dengan mengucapkan allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad. Ini dikarenakan bahwa nabi adalah bagian dari keluarga, begitu pula keluarganya merupakan bagian dari diri nabi. Sebagaimana Rasulullah menjelaskan :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ إِنَّهُمْ مِنيِّ وَأناَ مِنْهُمْ فَاجْعَلْ صَلاَتَكَ وَرَحْمَتَكَ وَمَغْفِرَتَكَ وَرِضْوَانَكَ عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ — الحديث
Rasulullah saw. berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya mereka (keluarga nabi) adalah bagian dari diriku dan diriku juga bagian dari mereka, maka jadikanlah keberkahan, rahmat, ampunan serta keridhaan-Mu untukku dan mereka (keluargaku)”. (Al-Hadist).
Berdasarkan hadis di atas, para ulama menetapkan bahwa sedikit-dikitnya bacaan shalawat adalah :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ
2)  Bilangan Bacaan Shalawat
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Tirmizi, bahwasanya pernah suatu ketika seseorang datang kepada Nabi saw., lalu ia berkata :
إِنِّى أكْـثَرُ الصَّلاةِ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلاَتِى قَالَ مَا شِئْتَ قَالَ الرُّبْعُ قَالَ مَا شِئْتَ وَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ النِّصْفُ قَالَ مَا شِئْتَ وَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ الثُّلـُثَيْنِ قَالَ مَا شِئْتَ وَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ أجْعَلُ لَكَ صَلاَتِى كُـلُّهَا قَالَ إِذَا تَكْفِى هَمُّكَ وَيَغْفِرُ لَكَ ذَنْـُبكَ — رواه أحمد والترمذى وغيرهما
“Sesungguhnya aku mampu membaca banyak shalawat bagimu, maka berapa lamakah aku dapat membaca shalawatku untukmu?” Nabi saw. menjawab, “Terserah kamu”. Ia berkata, “Apakah seperempat hari?” Beliau menjawab, “Terserah kamu. Apabila kamu dapat menambahnya maka itu lebih baik bagimu”.  Ia berkata, “Apakah setengah hari?” Beliau menjawab, “Terserah kamu. Apabila kamu dapat menambahnya maka itu lebih baik bagimu”. Ia berkata, “Apakah dua pertiga hari?” Beliau menjawab, “Terserah kamu. Apabila kamu dapat menambahnya maka itu lebih baik bagimu”. Ia berkata, “Aku akan membaca shalawatku bagimu sepanjang hari”. Nabi berkata, “Kalau itu mencukupi bagimu maka bertekadlah melaksanakannya dan semoga Allah mengampuni dosa-dosamu”. (HR. Ahmad, al-Tirmizi dan selainnya).
Hadis ini menjelaskan kepada kita bahwa tidak ada batasan seorang muslim membaca shalawat untuk nabinya, bahkan semakin banyak dan sering ia bershalawat maka akan semakin banyak pula kebaikan yang didapat. Tidak ada yang dapat membalas itu semua kecuali Allah swt. dengan menganugerahkan berbagai kebaikan dan ampunan sepanjang hidup orang yang mau selalu membaca shalawat untuk utusan Allah yang mulia.
3)  Berbagai Macam Jenis Shalawat
Rasulullah saw. sepanjang hidupnya selalu mendoakan umatnya agar selalu mendapat hidayah, rahmat dan ampunan dari Allah. Maka sudah sepantasnya bila Allah memerintahkan kepada umatnya yang beriman agar senantiasa mendoakan beliau supaya selalu mendapat rahmat Allah sehingga tampaklah kemuliannya di seluruh alam semesta ini. Allah swt. berfirman di dalam al-Qur’an :
يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
“Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab: 56).
Berikut ini adalah beberapa jenis shalawat yang diajarkan Rasulullah—selain yang telah dikemukakan di atas—yang harus selalu diamalkan oleh seluruh umatnya yang beriman.
Pertama, Diriwayatkan dari Imam al-Bukhari di dalam shahih-nya melalui jalur sanad Ka’ab bin ‘Ujrah, ia berkata :
قِيْلَ ياَ رَسُوْلَ اللهِ اَماَّ السَّلاَمُ عَلَيْكَ فَقَدْ عَرَفْناَ فَكَيْفَ الصَّلاَةُ قَالَ قُوْلُوْا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ  — رواه البخاري
“Katanya Rasulullah ditanya, “Wahai Rasulullah, adapun mengucapkan salam kepadamu kami telah tahu, maka bagaimana cara mengucapkan shalawat?” Nabi menjawab, “Ucapkanlah :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
(Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.)”. (HR. al-Bukhari).
Kedua, Imam Abu Daud meriwayatkan suatu hadis :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَرَّهُ أنْ يُكْتاَلَ بِالْمِكْياَلِ اْلأَوْفىَ إِذاَ صَلىَّ عَلَيْناَ أهْلَ اْلبَيْتِ فَلْيَقُلْ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ وَأزْوَاجِهِ اُمَّهَاتِ اْلـمُؤْمِنِيْنَ وَذُرِّيَتِهِ وَأهْلِ بَيْتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ — رواه أبو داود
Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang suka dibayar (mendapat) pahala yang banyak (sempurna) ketika ia bershalawat untuk kami, ahlul bait, maka ucapkanlah :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ وَأزْوَاجِهِ اُمَّهَاتِ اْلـمُؤْمِنِيْنَ وَذُرِّيَتِهِ وَأهْلِ بَيْتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
(Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad, istri-istrinya ibunya kaum mukminin, keturunannya, dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia)”. (HR. Abu Daud).
3. Keutamaan Bershalawat Atas Nabi Muhammad saw.
Allah swt. mengajak hamba-hamba-Nya untuk bershalawat atas Nabi Muhammad saw. tentu bukan tanpa manfaat dan hikmah, khususnya bagi mereka yang membacanya. Diantara beberapa keutamaan bershalawat adalah :
Mendapat syafa‘at al-‘uzma Nabi Muhammad saw. di hari kiamat nanti pada saat kebangkitan di saat seluruh umat manusia berusaha mencari pertolongan demi keselamatan diri mereka. Hal ini sebagaimana dikemukakan Rasulullah saw. di dalam hadisnya :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ إِذَا سَمِعْـتُمُ اْلـمُؤَذِّنَ فَقُلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلىَّ عَلَيَّ مَرَّةً صَلىَّ الله ُ عَلَيْهِ عَشْرًا ثُمَّ سِلُوا الله َ لِيَ اْلوَسِيْلَةَ فَإِنَّهَا دَرَجَةٌ فِى اْلجَـنَّةِ لاَ تَنْـَبغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ وَاَرْجُوْ اَنْ اَكُوْنَ اَناَ ذَلِكَ اْلعَبْدُ فَمَنْ سَاَلَ الله َ لِيَ الْوَسِيْلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ — رواه مسلم
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda, “Apabila kalian mendengar muadzdzin sedang adzan maka jawablah seperti apa yang ia katakan kemudian bershalawatlah atasku karena sesungguhnya orang yang bershalawat atasku sekali maka Allah akan bershalawat (merahmati) untuknya sepuluh kali lipat. Lalu memohonlah kepada Allah suatu perantara untukku karena sesungguhnya derajat di surga tidak akan diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Dan aku berharap supaya aku menjadi hamba tersebut. Maka barangsiapa yang memohon kepada Allah bagiku suatu perantara maka ia akan mendapatkan syafaatku di hari kiamat”. (HR. Muslim).
Mendapatkan pahala kebaikan berlipat ganda sebagaimana dijelaskan dalam hadis di atas.
Dimudahkan oleh Allah segala urusannya, baik di dunia dan akhirat.
Al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 56 memberitakan keagungan dan kemuliaan Nabi Muhammad saw. di antara seluruh makhluk yang ada di ‘arsy, langit, bumi dan alam semesta. Begitu agungnya sehingga Allah yang menciptakannya beserta para malaikat memujinya dan selalu bershalawat untuknya. Oleh karena itu, bila Allah saja membaca shalawat maka manusia, terutama orang-orang yang beriman harus ikut memuji dan bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Membaca shalawat, selain bernilai ibadah, juga termasuk salah satu cara menghormati dan memuliakan nabi. Namun, membaca shalawat saja tidaklah cukup dan justru tidak akan mendapatkan syafaat beliau jika tidak dibarengi menjadikannya teladan dalam kehidupan, mematuhi segala perintah dan ajarannya, serta meninggalkan segala larangan dan perkara yang dibencinya. Apabila hal itu tidak dilaksanakan, maka bukan syafaat dan surga yang didapat, akan tetapi neraka dan murka Allah sebab ini termasuk perbuatan yang menyakiti Allah dan rasul-Nya. Di dalam al-Qur’an dijelaskan :
إن الذين يؤذون الله ورسوله لعنهم الله في الدنيا والآخرة وأعد لهم عذابا مهينا .  والذين يؤذون المؤمنين والمؤمنات بغير ما اكتسبوا فقد احتملوا بهتانا وإثما مبينا
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Ny,. Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat serta menyediakan baginya siksa yang menghinakan. Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”. (QS. al-Ahzab: 57 – 58).
Membaca shalawat adalah salah satu amalan yang disenangi orang-orang yang berfaham Ahlussunnah Wal Jama'ah, disamping amalan-amalan lain semacam itu. Ada shalawat “Nariyah”, ada “Thibbi Qulub”. Ada shalawat “Tunjina”, dan masih banyak lagi. Belum lagi bacaan “hizib” dan “rawatib” yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan cita-cita kepada Rasulullah sekaligus ibadah.

Salah satu hadits yang membuat kita rajin membaca shalawat ialah: Rasulullah bersabda:Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.

Salah satu shalawat yang sangat popular ialah “Shalawat Badar”. Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan melantunkan shalawat Badar. Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara dimana dan kapan saja “Shalawat Badar” selalu dilantunkan bersama-sama.

Shalawat yang satu ini, “shalawat Nariyah”, tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.

Salah satu shalawat lain yang mustajab ialah shalawat Tafrijiyah Qurtubiyah, yang disebut orang Maroko shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak apa yang tidak disuka, mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah. Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam. 

Imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (fardlu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rejekinya tidak akan putus, disamping mendapatkan pangkat/kedudukan dan tingkatan orang kaya. (Khaziyat al-Asrar, hlm 179)

sabda Rasulullah SAW berikut ini:
Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia.Sampai kata-kata … dan hadits Rasulullah yang mengatakan:Perbanyaklah shalawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitaban-Nuzhah

Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).

Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaidmeyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti bermanfaat.

Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu.(HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih)

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat (memberi rahmat) kepada Nabi s.a.w. (oleh karena itu) wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu (meminta rahmat) untuk Nabi s.a.w dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan terhadapnya.”
(al-Ahzab 56)

Bersumberkan daripada At Taiyimi katanya, ”Apabila mereka berselawat ke atas Nabi s.a.w. maka para malaikat pun turut berselawat bersama mereka sehingalah mereka selesai berselawat.”
  • Satu kali selawat Allah akan membalas dengan 10 kali selawat untuknya.
  • Satu kali selawat Allah akan mengangkatnya dengan 10 darjat.
  • Malaikat juga akan turut membaca selawat ke atas orang yang membaca selawat untuk Rasulullah s.a.w.
  • Doa yang disertai dengan selawat akan diperkenankan oleh Allah Taa’la tetapi doa yang tidak disertai dengan selawat ianya akan tergantung di antara langit dan bumi.
  • Akan mendapat tempat yang dekat dengan Rasulullah s.a.w. di hari kiamat nanti.
  • Allah akan menggandakan limpah kurnia dan rahmat-Nya pada mereka yang berselawat untuk Nabi s.a.w.
  • Dapat membersihkan hati, jiwa dan roh kotor yang berselaput di dalam dada.
  • Dapat membuktikan kecintaan dan kasih sayang kita terhadap Rasulullah.
  • Mewariskan kecintaan Rasulullah terhadap umatnya.
  • Akan terselamat dan terpelihara daripada segala apa yang mendukacitakan dari hal keduniaan mahu pun akhirat.
  • Dengan membaca selawat akan dapat mengingatkan kembali apa-apa yang telah kita lupa.
    Akan mendapat nur yang bersinar-sinar di hati apabila kita berselawat 100 kali dengan bersungguh-sungguh.
  • Mendapat ganjaran pahala seperti memerdekakan seorang hamba bila kita berselawat sebanyak 10 kali.
  • Allah akan meluas dan melapangkan rezekinya dari sumber-sumber yang tidak diketahui.
  • Allah akan memberatkan timbangan amalnya pada neraca timbangan di hari kiamat nanti.
  • Mendapat keberkatan dari Allah bagi dirinya dan juga keluarganya.
  • Mendapat rasa kasih sayang dari hati-hati orang mukmin terhadapnya.
  • Akan mendekatkan dirinya dengan Telaga Haudh (Telaga Rasulullah s.a.w.) serta dapat pula meminumnya di hari kiamat nanti.
  • Dapat melepaskan diri seseorang itu dari tergelincir semasa melalui titian Sirat dan ia dengan selamat menuju ke syurga.
Ikhwah, Imam Ibnu Mandah dalam "al-Fawaaid", Imam al-Ashbahaani dalam "at-Targhib", Imam ad-Dailami dalam "Musnad al-Firdaus" dan Imam al-Baihaqi dalam "Hayatul Anbiya" meriwayatkan satu hadits daripada Sayyidina Anas r.a. bahawasanya Junjungan Nabi s.a.w. bersabda:

"Sesiapa bersholawat ke atasku 100 kali pada hari Jumaat dan malam Jumaat, nescaya ditunaikan Allah baginya 100 hajat, 70 dari hajat-hajat akhirat dan 30 dari hajat-hajat dunia. Kemudian Allah wakilkan seorang malaikat untuk menghadapku dengan membawa sholawat-sholawat tersebut dalam kuburku sebagaimana menghadap orang membawa hadiah kepada kamu

"Barangsiapa menulis shalawat, maka malaikat akan beristighfar untuknya, selama tulisan itu masih ada."
"Barangsiapa yang ingin berjumpa dan memperoleh ridla Allah, maka perbanyaklah membaca shalawat."
"Hendaklah kalian memperbanyak membaca shalawat karena akan menjadi cahaya dalam kubur, ketika melewati Shiratal Mustaqim, dan akan menjadi nur yang bercahaya di dalam surga."
"Dengan selalu membaca shalawat akan meredakan murka Allah serta mematahkan tipu daya setan."
Ibnu Jauzi dalam kitab al-Busthan menulis :
"Apabila ada orang dalam suatu majelis pertemuan tida membaca shalawat kepada Nabi SAW, maka ia akan keluar dari majelis itu dengan bau tak sedap. Sebaliknya jika orang yang keluar dari suatu majelis sambil membaca shalawat, maka baunya akan lebih harum daripada minyak wangi, sebab Rasulullah SAW adalah manusia yang paling harum diantara yang harum, yang paling suci diantara orang-orang suci. Jika Nabi SAW sedang menghadiri suatu majelis dan berbicara diantara mereka, maka majelis itu penuh dengan aroma Misik."

Besar sekali pahala dan kehebatan serta fadlilah shalawat kepada Nabi SAW. Hendaklah orang beriman selalu mengucapkan shalawat, karena Rasulullah SAW adalah perantara yang agung dari seluruh rahmat dan kenikmatan yang telah diterima manusia.

Fadlilah atau keutamaan membaca shalawat, diantaranya adalah untuk menerangi hati yang gelap, menghindari kepikunan, sebagai wasilah dengan Allah, memudahkan masuknya rizki.
Dalam sebuah hadits diterangkan :
"Pada suatu hari Jibril datang kepadaku, membawa berita gembira yang belum pernah disampaikan kepadaku. Ia menjelaskan bahwa barangsiapa diantara umatku mengucapkan shalawat satu kali, maka Allah akan menganugerahkan untuknya seratus kebaikan. Barangsiapa yang membaca shalawat seratus kali, maka Allah akan menganugerahkan untuknya seribu kebaikan, kemudian memasukkan mereka ke surga, dan mengharamkan mereka masuk neraka."

Akan sangat utama apabila orang yang membaca shalawat dalam keadaan suci. Didahului dengan berwudlu, menghadap kiblat dan dalam keadaan tafakur mensifati keagungan Nabi SAW. Mentartilkan bacaannya dan tidak tergesa-gesa.
Ungkapan al-Musthafa pada syair di atas bermakna "Orang yang terpilih" diantara semua makhluk, sehingga keutamaan Nabi Muhammad SAW melebihi malaikat di sisi Allah dan alam semesta.

Menurut Imam Syafi'i, Ahlul Bait Nabi SAW adalah keturunan Bani Hasyim dan Abdul Muthalib yang beriman. Sebagian ulama berpendapat bahwa Ahlul Bait Nabi SAW adalah berasal dari turunan Fatimah az-Zahrah RA, satu-satunya puteri Rasulullah SAW yang hidup sampai meninggalnya Rasulullah SAW. Dialah yang menurunkan cucu-cucu Nabi SAW dan seterusnya.


Ada pengertian yang berbeda dari para ulama tentang Ahlul Bait Rasulullah SAW, seperti penjelasan berikut :
a. Mereka yang senantiasa meninggalkan hal-hal yang kotor, orang-orang yang senantiasa membersihkan dirinya menjadi manusia yang suci bersih, seperti terungkap dalam shalawat berikut :

اللهم صل على سيد نا محمد وال سيد نا محمداللذين اذهبت عنهم الرخس وطهر تهم تطهيرا

b. Orang yang mendapat kebahagiaan dengan ketakwaannya dan mendapat ridla Allah SWT, seperti ditegaskan dalam shalawat berikut :
ياايهالذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما